
Pada tanggal 17 Mei 2025 Prof. Dr.es.sc. tech. Ir. Ahmad Rifa’i, M.T., IPM, ASEAN Eng., selaku dosen pembimbing melakukan monitoring kegiatan Praktik Keinsinyuran (PK) yang dilakukan oleh peserta Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) FT UGM yaitu Kadek Dwipa Nursanjaya.
Kegiatan PK ini membahas Penerapan Building Information Modelling (BIM) sebagai dasar Digital Construction untuk proyek jasa konstruksi rehab total Gedung Sekolah Paket 1 Jakarta sebanyak 6 lokasi gedung sekolah bertingkat hingga 6 lantai. PT Hutama Karya (Persero) Tbk menjadi kontraktor dalam proyek ini dan Pemda DKI selaku owner.
Studi kasus yang dibahas adalah penerapan 5D BIM dalam penyesuaian volume pekerjaan rehab total Gedung Sekolah Paket 1 Jakarta Tahun 2024. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, volume pekerjaan merupakan dasar utama dalam penyusunan anggaran biaya dan jadwal pelaksanaan. Ketidaksesuaian antara volume perencanaan dan volume aktual yang dikerjakan sering kali menjadi penyebab utama terjadinya pembengkakan biaya, keterlambatan waktu pelaksanaan, serta kesulitan dalam proses administrasi perubahan kontrak.
Teknologi digital seperti Building Information Modelling (BIM), khususnya pada level 5D, menawarkan solusi untuk menghadirkan data kuantitatif yang lebih akurat dan dapat diakses secara real-time. Dengan menghubungkan model 3D dengan estimasi waktu (4D) dan biaya (5D), sistem ini mampu memberikan simulasi yang komprehensif terhadap perkembangan proyek.
BIM bukan hanya sekadar alat bantu visual, melainkan sebuah sistem manajemen informasi proyek yang mampu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi di lapangan. Implementasi BIM dalam proyek rehabilitasi sekolah ini dapat dijadikan acuan bagi proyek-proyek konstruksi lain, terutama dalam konteks digitalisasi proses konstruksi yang mendukung efisiensi anggaran dan keberlanjutan pembangunan nasional.
Penerapan BIM sebagai dasar digital construction untuk proyek jasa konstruksi rehab total gedung sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, mobilitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesetaraan gender sehingga berpengaruh pada penyediaan fasilitas Pendidikan yang lebih baik dan ramah lingkungan, kota bekelanjutan dan peningkatan ekonomi. Hal ini utamanya sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-1 (No Poverty), ke-4 (Quality Education), ke-5 (Gender Equality), ke-9 (Industry,Innovation and Infrastructure) dan SDGs ke-11 (Sustainable cities and Communities). (Sumber: humas DTSL)