Menganalisis Proses Penyusunan Peta Risiko Bencana, Mahasiswa Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam Melakukan Kunjungan Lapangan ke BPBD Sleman, Kawasan Kaki Gunung Merapi

Kegiatan field trip menjadi salah satu metode pembelajaran kontekstual yang bertujuan mengintegrasikan pemahaman teoritis dengan kondisi empiris di lapangan. Dalam kajian kebencanaan, kegiatan ini memiliki urgensi yang tinggi mengingat kompleksitas interaksi antara aspek alam, sosial, dan kelembagaan dalam menentukan tingkat risiko bencana di suatu wilayah. Pada field trip kali ini, mahasiswa Program Studi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam melakukan kunjungan akademik ke 4 lokasi strategis, yakni BPBD Sleman, kawasan kaki gunung merapi serta mempelajari sistem Early Warning System (EWS), pengamatan di Sabo Dam Merapi dan posko tim reaksi cepat (TRC) BPBD Sleman untuk memahami mekanisme koordinasi dan operasional tanggap darurat. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa mengenai konsep analisis risiko tapi juga mengambangkan kapasitas praktis dalam memahami strategi pengurangan risiko bencana berbasis data, teknologi dan kelembagaan.

Field trip diikuti oleh mahasiswa MTPBA didampingi oleh Prof. Ir. Iman Satyarno, M.E., Ph.D. dan Ir. Karlina, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. Tujuan kegiatan ini untuk menganalisis proses penyusunan peta risiko bencana oleh BPBD Sleman, termasuk metodologi, data pendukung dan implikasinya terhadap kebijakan penanggulangan bencana. Mengkaji peran dan fungsi Early Warning System (EWS) di kawasan rawan bencana Gunung Merapi. Mengidentifikasi potensi bahaya, kerentanan, dan kapasitas masyarakat di sekitar kawasan kaki Gunung Merapi. Memahami fungsi Sabo Dam sebagai bentuk mitigasi struktur dalam mengendalikan aliran sedimen dan lahar Merapi. Memahami fungsi strategis Posko TRC Sleman dalam manajemen tanggap darurat bencana dan mengintegrasikan konsep teoritis analisis risiko bencana dengan praktik kelembagaan dan lapangan. (sumber: humas DTSL)

© DTSL - UNIVERSITAS GADJAH MADA