Kuliah Umum “Potensi dan Kendala Pengembangan Rawa Pasang Surut di Indonesia dalam Menunjang Program Ketahanan Pangan”
Berita DTSBerita MTPBABerita MTSBerita TILBerita TSBerita TSDAFoto DTSLRilis Berita Jumat, 11 Juli 2025

Kuliah Umum “Potensi dan Kendala Pengembangan Rawa Pasang Surut di Indonesia dalam Menunjang Program Ketahanan Pangan”

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM kembali menyelenggarakan kuliah umum yang mengangkat tema “Potensi dan Kendala Pengembangan Rawa Pasang Surut di Indonesia dalam Menunjang Program Ketahanan Pangan” pada Rabu, 25 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Ir. FX. Suryadi, Dip.HE., M.Sc., pensiunan ahli dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR yang memiliki pengalaman panjang dalam bidang pengelolaan lahan rawa. Acara ini dihadiri oleh Ketua Program Studi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam (MTPBA), Prof. Ir. Adam Pamudji Rahardjo, M.Sc., Ph.D., IPM., beserta para dosen keairan serta mahasiswa dari program S1, S2, dan S3 Teknik Sipil UGM.
Dalam sambutannya, Prof. Adam Pamudji Rahardjo menyampaikan apresiasi kepada Dr. FX. Suryadi atas kesediaannya berbagi ilmu dan pengalaman, serta menegaskan pentingnya kegiatan akademik seperti ini dalam memperluas wawasan mahasiswa terkait tantangan nasional dalam ketahanan pangan. Beliau berharap paparan yang disampaikan dapat menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam merancang solusi teknis dan kebijakan yang berbasis sains dan pengalaman lapangan.
Dr. FX. Suryadi mengawali paparannya dengan menjelaskan data luas dataran rendah di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai kawasan pengembangan pertanian, khususnya di wilayah rawa pasang surut. Ia memaparkan bahwa pengembangan lahan rawa tidak bisa disamakan dengan lahan pertanian biasa karena memiliki karakteristik hidro topografi yang sangat kompleks. Oleh karena itu, perencanaan water management menjadi kunci, mulai dari pengendalian air masuk dan keluar, pengaturan salinitas, hingga sistem drainase dan irigasi yang sesuai dengan pola pasang surut.
Kuliah umum ini berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan dari peserta, terutama mengenai kendala teknis yang sering ditemui di lapangan dan bagaimana mengatasinya melalui pendekatan perencanaan yang adaptif. Melalui kegiatan ini, para peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang pentingnya pengelolaan lahan rawa secara terpadu untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Kuliah ini juga menegaskan peran vital dunia akademik dalam mendukung kebijakan dan implementasi teknis di sektor sumber daya air dan pertanian. (Sumber: humas DTSL)