Pembangunan Infrastruktur Air Berkelanjutan: Mengelola Air sebagai Aset Kehidupan, Sesi Keyonte Speaker 3 SNTI 2025
Berita DTSBerita MTPBABerita MTSBerita TILBerita TSBerita TSDAFoto DTSLRilis Berita Jumat, 24 Oktober 2025
Pembangunan Infrastruktur Air Berkelanjutan: Mengelola Air sebagai Aset Kehidupan, Sesi Keyonte Speaker 3 SNTI 2025
Dalam sesi keynote speech pada Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur (SNTI) 2025, Dr. Ismail Widadi, S.T., M.Sc., dari Pejabat Fungsional Kementerian Pembangunan Umum, menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan sebagai bagian dari ketahanan nasional. Menurutnya, air bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi aset strategis yang menopang berbagai sektor pembangunan mulai dari ekonomi, energi, pangan, hingga kesehatan masyarakat.
Dalam paparannya berjudul “Pembangunan Infrastruktur Air Tanah dan Air Baku Berkelanjutan di Indonesia”, Dr. Ismail menjelaskan bahwa tantangan utama Indonesia saat ini bukan hanya soal ketersediaan air, tetapi bagaimana mengelola dan mendistribusikannya secara adil, efisien, dan berkelanjutan. Perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan urbanisasi menjadi faktor yang memperumit dinamika pengelolaan air, sehingga dibutuhkan pendekatan lintas sektor dan kolaboratif.
“Air harus dilihat sebagai aset kehidupan. Tantangan terbesar kita bukan kelangkaan air, tetapi kemampuan mengelola dan menjaganya agar tetap tersedia bagi generasi mendatang,” ujar Dr. Ismail.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa pembangunan infrastruktur air perlu dirancang dengan memperhatikan keseimbangan antara aspek teknis, sosial, dan lingkungan. Konsep keberlanjutan, kata Dr. Ismail, tidak hanya sebatas membangun bendungan atau jaringan pipa, tetapi juga menciptakan sistem tata kelola yang transparan, partisipatif, dan berbasis ilmu pengetahuan.
Selain itu, Dr. Ismail mengajak kalangan akademisi dan praktisi untuk memperkuat riset serta inovasi dalam bidang pengelolaan air, termasuk pemanfaatan teknologi digital dan pendekatan nature-based solutions. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan air hanya dapat dicapai melalui sinergi antara kebijakan publik, teknologi, dan kesadaran masyarakat.
“Pembangunan air berkelanjutan bukan hanya urusan infrastruktur, tetapi juga komitmen moral untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam,” tutupnya.
Paparan Dr. Ismail mempertegas relevansi tema besar SNTI 2025, “Infrastruktur Tangguh dan Terintegrasi untuk Pembangunan yang Berkelanjutan dan Inklusif,” dengan menempatkan air sebagai fondasi penting menuju masa depan yang lebih adaptif dan berkeadilan. (Sumber: humas DTSL)






