Pemberdayaan Petani lewat Edukasi Pertanian Lahan Kering Berbasis Demplot di Desa Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul
Berita DTSBerita MTSBerita TSBerita TSDAFoto DTSLRilis Berita Rabu, 10 September 2025

Pemberdayaan Petani lewat Edukasi Pertanian Lahan Kering Berbasis Demplot di Desa Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul

Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Program Hibah Pengabdian Masyarakat DTSL 2025 melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani di Desa Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Program ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad, M.Agr. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM.
Desa Grogol merupakan desa pertanian yang berada di jalur wisata Yogyakarta – Baron. Kondisi pertanian di wilayah ini cukup menantang karena mayoritas sawah merupakan sawah tadah hujan, sementara ketersediaan air permukaan sangat terbatas. Di sisi lain, potensi air bawah tanah sebenarnya cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber irigasi lahan kering.



Lahan kering di Grogol memiliki karakteristik tanah lempung hitam yang becek saat musim hujan dan kering hingga retak pada musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan tingkat perkolasi air sangat tinggi sehingga mengurangi efektivitas penyerapan air untuk pertanian.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim DTSL FT UGM menghadirkan inovasi melalui pengembangan demplot sawah berlapis geomembrane. Demplot berukuran 6 x 10 meter persegi ini dirancang untuk meminimalkan perkolasi, sehingga air dapat lebih lama tersedia di lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian. Pada demplot ini ditanam padi varietas Supadi dengan sistem tanam jajar legowo 21, serta pemupukan menggunakan racikan pupuk hasil olahan sendiri.
Pada 9 September 2025, tim UGM bersama Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad, M.Agr. dan Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng., Ph.D. melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau progres pengembangan demplot. Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk berdiskusi dengan perangkat desa dan petani mengenai efektivitas penerapan teknologi, kendala yang dihadapi, serta langkah pendampingan ke depan.
Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan sarana percontohan (demplot), tetapi juga edukasi mengenai teknologi pertanian lahan kering yang lebih efisien dan berkelanjutan. UGM berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan petani di kawasan lahan kering Gunungkidul sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal. (Sumber: humas DTSL)