Seminar Nasional Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air dan DAS, Salah Satu Rangkaian Kegiatan Road to 10th World Water Forum 2024
Rilis Berita Senin, 4 Maret 2024
Seminar Nasional Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air dan DAS, Salah Satu Rangkaian Kegiatan Road to 10th World Water Forum 2024
Kamis (29/2/2024), Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FT UGM bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) dan Balai Teknik Sabo menyelenggarakan seminar nasional di Gedung Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo Fakultas Teknik UGM. Seminar nasional ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Road to 10th World Water Forum yang diselenggarakan di Bali 18-25 Mei 2024.
Seminar nasional ini juga bertujuan untuk memberi pemahaman tentang kompleksitas isu-isu pengelolaan SDA , memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya air antara akademisi, pemerintah, praktisi dan komunitas. Yang nantinya akan dihadirkan sebagai pemateri dalam seminar nasional kali ini.
World Water Forum adalah agenda 3 tahun sekali, dan pertama kali diselenggarakan tahun 1997 di Maroko yang dikelola oleh World Water Council. Tagerdan tema pada tahun ini adalah Water for Shared Prosperity, sumber daya air adalah milik kita bersama yang harus dimanfaatkan untuk kemakmuran bersama. Kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs no 6 yaitu akses air bersih dan sanitasi untuk semua. Demikian disampaikan Neil Andika, Ph.D sebagai salah satu panitia kegiatan WWF di Bali.
Prof. Sugeng Sapto Surjono, selaku wakil dekan bidang pendidikan dan kemahasiswaan menyampaikan rasa terimakasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Dalam seminar nasional ini menghadirkan 4 narasumber dari kalangan akademisi, pemerintah dan komunitas. Prof Djoko Sujono mewakili narasumber dari kalangan akademik, mengambil tema konsep pengelolaan sumber daya air dan DAS yang terintegrasi/ komprehensif. Prof. Djoko Sujono menyampaikan problem yg selalu dihadapi pada saat hujan yaitu air yang turun melimpah sedangkan pada saat kemarau kekurangan air menyebabkan kekeringgan. Perubahan iklim bisa berdampak hujan lebih atau berkurang. Tetapi sekarang yang sering terjadi adalah frekuensi hujan lebat semakin sering terjadi padahal total volume hujan sama. Sehingga berdampak terjadi musim kemarau panjang. Strategi yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan menahan air agar meresap terlebih dahulu dan pelan-pelan nanti akan dilepaskan sesuai kebutuhan yang biasa di sebut konsep zero runoff system.
Narasumber dari kalangan pemerintah menghadirkan Dr. Gatut Bayuadji, Kepala Balai Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang memaparkan materi mengenai kebijakan dan arahan pengelolaan DAS yang kolaboratif dan berkeadilan. Pengeloaan sumber daya air dari rangkaian kegiatan mulai dari merencanakan sampai dengan mengevaluasi. Di dalamnya ada 3 pilar utama, yaitu konservasi, pendayagunaan air dan pengendalian daerah resapan air. 3 pilar utama tadi juga dilengkapi dengan adanya kolaborasi dengan masyarakat. Aspek penting yang lain adalah semua kegiatan tersebut harus didasari dengan data informasi yang akurat.
Dari kalangan pemerintah juga menghadirkan narasumber dari Kepala Balai Balai Teknik Sabo serta dari kalangan Komunitas Gajah Wong yang menghadirkan Dr. Purbudi Wahyuni dengan tema Tantangan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air.
Permasalahan sumber daya air di Indonesia membutuhkan perhatian khusus berbagai kalangan untuk menuntaskannya salah satunya dari kalangan akademisi. Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) Fakultas Teknik (FT) telah membuka Program Studi Sarjana (Prodi S-1) Teknik Sumber Daya Air (TSDA) terhitung sejak tahun akademik 2023/2024. Prodi TSDA tersebut merupakan upaya FT UGM dalam memberikan sumbangsih terbaiknya bagi kemajuan pengelolaan sumber daya air di Indonesia melalui insinyur-insinyur unggul di bidang teknik sumber daya air dimasa mendatang yang berkompeten, profesional, bermoral dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. (Sumber: humas DTSL)