Seiring meningkatnya iklim ekstrem, semakin banyak bencana alam terjadi di Asia dalam beberapa dekade terakhir. Karena kondisi geologi dan hidrometeorologi, Asia adalah wilayah yang paling rentan terhadap bahaya sedimen di dunia. Karena kondisi geologi dan hidrometeorologi, Asia adalah wilayah yang paling rentan terhadap bahaya sedimen di dunia. Sebagai contoh, hujan sangat lebat dan bencana sedimen berskala besar terjadi di selatan Taiwan pada 8 Agustus 2009, lebih dari 400 orang meninggal dalam banjir dan aliran puing. Para peneliti dari berbagai negara di Asia berkumpul untuk berbagi pengetahuan dan pengembangan teknologi menghadapi bencana alam. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan menugaskan 3 peneliti di bidang kebencanaan yaitu Prof. Teuku Faisal Fathani, Prof. Adam Pamudji Rahardjo dan Prof. Djoko Legono menghadiri kegiatan tersebut. Workshop ini merupakan agenda tahunan yang dihadiri oleh 40 peneliti yang berasal dari berbagai negara di Asia, antara lain Jepang, Nepal, Bhutan, Taiwan, dan Indonesia, pada tahun ini diselenggarakan pada 30 Oktober – 1 November 2024 di Niigata University dan Kyoto University.
MSD-Network berkontribusi besar dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana alam dan meningkatkan keselamatan melalui kerja sama dan inovasi. MSD-Network memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan berbagi pengetahuan dan hasil penelitian terkait bencana sedimen, jaringan ini mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas, meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan lokal. Selain itu, kolaborasi internasional yang terjalin di antara para ahli dari berbagai negara memperkuat SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan mendorong kerja sama global dalam menghadapi bencana. Selain itu, dengan meningkatkan kapasitas lokal melalui pendidikan dan pelatihan, MSD-Network mendukung SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, membantu menciptakan komunitas yang lebih tahan terhadap bencana.
Pengembangan teknologi baru untuk mitigasi dan penanganan bencana sedimen juga berkontribusi pada SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, mendorong inovasi dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana mendukung SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dengan mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. 11th International Workshop on Multimodal Sediment Disaster in Niigata ini diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober – 1 November 2024. (Sumber: humas DTSL)