Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, dan masih menjadi permasalah utama di negeri ini. Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut, wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air, pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai, aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah, dan lainnya.
Dalam kesempatan kunjungan ke DTSL, Ir. Siswoko Sastrodihardjo, Dipl.HE., berdiskusi dengan Tim Dosen KBK Hidro tentang penanganan permasalah banjir di Indonesia. Ir. Siswoko Sastrodihardjo, Dipl.HE. merupakan alumni Teknik Sipil UGM Angkatan 1965, lulus tahun 1973. Pada tahun 1972, beliau mulai bekerja di Proyek Bengawan Solo sebagai counterpart dibidang river engineering. Pada tahun 1976/1977, beliau meneruskan studi S2 di IHE Delft, Belanda untuk jurusan Hydraulics Structures dan lulus dengan predikat with distinction. Sejak tahun 1998 sampai 2004 berturut-turut mendapat tugas sebagai Kakanwil PU di NTB, Inspektur Wilayah I di Inspektorat Jenderal Kimpraswil, Staff Ahli Menteri Kimpraswil, Inspektur Jenderal di Kimpraswil. Tahun 2005, beliau menjabat Direktur Jenderal Sumber Daya Air di Departemen Pekerjaan Umum.
“Pembangunan yang dilaksanakan dalam mengatasi banjir saat ini belum beranjak dari cara lama yang lebih mengedepankan cara penanganan yang sangat teknis, berupa struktur bangunan pengendali banjir, yang sesungguhnya hanya upaya penanganan simptomonya (gejalanya) saja”, tutur beliau. Penanganan secara structural atau teknis memang penting dan perlu, namun harus disertai sosialisasi dan pemahaman bahwa struktur yang dibangun tidak mampu memberikan perlindungan yang absolut dari ancaman bahaya banjir.
Diskusi diakhiri dengan ramah tamah serta foto bersama di lobi Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM.