Tim Aroma Wangi Nusantara beranggotakan Faris Amir Faishal, Lutfina Aulia Rahman, Wafa Nisrina Salsabila (S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan 2021) membuat penelitian metode minyak nilam yang lebih ramah lingkungan yaitu dengan melakukan perlakuan fermentasi terhadap daun nilam sebelum dilakukan fermentasi sehingga dapat menghemat waktu dan mengurangi emisi asap yang dihasilkan dari proses penyulingan. Dengan bimbingan Johan Syafri Mahathir Ahmad, S.T., M.Eng., Ph.D. , metode yang dikenalkan oleh tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada ini mendapatkan penghargaan 1st Runner Up kategori teknologi tepat guna dalam ajang Innovillage 2022 yang dilaksanakan Oktober – Desember 2022, yaitu kompetisi Social Project dalam menghasilkan sociopreneur muda teknologi dan digital. Program ini adalah kolaborasi PT. Telkom Indonesia bersama Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan komunitas Perguruan Tinggi (Forum Rektor Indonesia, Aliansi Perguruan Tinggi BUMN, Indonesia Career Center Network dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer).
Minyak nilam yang berasal dari tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional. Indonesia merupakan penghasil minyak nilam terbesar di dunia yang setiap tahunnya memasok 70% hingga 90% kebutuhan dunia. Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju peningkatan ekspor sekitar 6% per tahun atau sebesar 700 ton sampai 2.000 ton minyak nilam per tahun. Prospek industri minyak atsiri sebetulnya cukup cerah, karena bahan bakunya tersedia di dalam negeri. Pangsa pasar minyak nilam Indonesia diperkirakan mencapai 80% dari ekspor minyak nilam dunia.
Kabupaten Kulon Progo tepatnya Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh dipilih sebagai pilot project program ini karena merupakan sentra minyak atsiri di wilayah DIY. Usaha penyulingan nilam di daerah masih dilakukan secara tradisional dan merupakan industri kecil pedesaan. Selain itu, dari hasil pengujian di berbagai lokasi dengan menggunakan penyulingan tradisional, kadar minyak nilam yang dihasilkan hanya berkisar antara 1-2% dari tanaman nilam yang sudah dikeringkan. Rendahnya produktivitas dan mutu minyak salah satunya disebabkan oleh panen dan pasca panen yang belum tepat. Upaya peningkatan mutu nilam dapat dilakukan salah satunya dengan perlakuan khusus pada bahan baku sebelum dilakukan penyulingan. Teknologi penyulingan Aroma Wangi Nusantara menggunakan metode delignifikasi dengan NaOH dan fermentasi daun nilam menggunakan jamur Trichoderma sp. sebelum penyulingan. Proses tersebut setidaknya akan mampu menghemat waktu hingga 33,3% dan biaya bahan bakar 35,5%.
Kompetisi ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022, berawal dari seleksi proposal dan dipilih 150 tim yang didanai untuk melaksanakan project. Kemudian pelaksanaan implementasi bulan Oktober-Desember 2022. Dalam perjalannya yang meliputi sosialisasi program kepada masyarakat desa, implementasi, pengujian lab, konsultasi dengan dosen dan ahli, serta penyusunan laporan akhir, Aroma Wangi Nusantara terpilih menjadi top tim 25 besar yang selanjutnya melakukan pitching desk (presentasi) dengan dewan juri dari kalangan akademisi dan praktisi. Dari 25 tim tersebut kemudian dipilih 15 besar dari masing-masing kategori. Selanjutnya, Aroma Wangi Nusantara mendapatkan undangan penerimaan penghargaan dan berhasil mendapat penghargaan 1st Runner Up untuk kategori Teknologi Tepat Guna. Semoga dengan capaian ini, Aroma Wangi Nusantara dapat terus memberikan manfaat dan mendapatkan dukungan dari stakeholder yang lain seperti universitas yang menaungi anggota tim juga pemerintah untuk pengembangan program ini kedepan.