
Industri konstruksi sedang berhadapan dengan tingginya permintaan terkait inovasi dan teknologi berkelanjutan di tengah tantangan global, seperti perubahan iklim, digitalisasi, serta efisiensi energi. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, menginisiasi pembentukan Infrastructure and Construction Innovation Conference and Workshop (ICONIC) sebagai wadah bagi para akademisi, praktisi, serta pemangku kepentingan untuk menemukan solusi inovatif dalam menghadapi persoalan ini. ICONIC 2025 berkolaborasi dengan Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur (SNTI) menggelar seminar internasional bertajuk “Innovation in Risk Management, Project Monitoring, and Sustainability” pada tanggal 21 dan 22 April 2025. Berlangsung di Auditorium Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, seminar ini dihadiri lebih dari 100 peserta.
Forum hari pertama diawali dengan plennary session. Menghadirkan narasumber-narasumber nasional hingga internasional, beragam sudut pandang mengenai konstruksi disampaikan dalam sesi ini. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Abdul Muis, M.T., selaku keynote speaker menuturkan bahwa pembangunan konstruksi dan infrastruktur Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam 10 tahun terakhir. Artinya, potensi pasar konstruksi di Indonesia cukup menjanjikan. Namun, beberapa aspek masih menjadi tantangan utama, di antaranya inovasi teknologi konstruksi, potensi sumber daya manusia konstruksi, serta pengelolaan risiko konstruksi.
Keterbatasan biaya, kurangnya sumber daya manusia, regulasi yang belum memadai, serta minimnya pemahaman dan kompetensi terhadap metode manajemen konstruksi menjadi akar munculnya hambatan yang tak kunjung usai ini. Perlu ada perbaikan serta pembaruan terhadap peraturan agar praktik konstruksi modern dapat dilaksanakan secara efektif. Ir. Abdul Muis, M.T., juga mengajak semua pihak untuk dapat menjadi pionir dalam menciptakan masa depan yang lebih baik melalui karya-karya konstruksi yang tidak hanya membangun infrastruktur secara fisik, tetapi juga memperkuat fondasi keberlanjutan dan kemajuan sosial.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh lima panelis internasional dari berbagai universitas di dunia secara daring. Prof. Danang Parikesit, M.Sc., Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mengajak para peserta untuk berdiskusi mengenai tantangan dan strategi menghadapi konstruksi di masa depan, termasuk dalam hal pembiayaan. Dr. TK Chan dari La Trobe University mengangkat topik tentang Sustainable Building Materials serta Green Building Design sebagai inovasi untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, Dr. TK Chan memperkenalkan material konstruksi alternatif yang ramah lingkungan, yaitu mass timber, bahan kayu berlapis-lapis yang dapat digunakan sebagai elemen utama dalam bangunan.
Selanjutnya, Dr. Nilupa Hearth dari University of Melbourne memberikan wawasan terkait manajemen risiko dalam proyek konstruksi yang berfokus pada pendekatan dan metode inovatif. Prof. Chua Kim Huat David yang berasal dari National University of Singapore mempresentasikan tren lean construction dalam dunia konstruksi. Sementara itu, panelis internasional terakhir dalam sesi ini, Prof. Fang Dong Ping dari Tsinghua University, menjelaskan tantangan serta strategi dalam keamanan konstruksi sebagai bagian dari penerapan infrastruktur berkelanjutan. Sebelum international session diakhiri, satu pertanyaan disampaikan kepada para narasumber, yaitu rekomendasi yang akan mereka berikan bagi pemerintah ataupun kontraktor di Indonesia.
“Train your workers” – Dr. TK Chan
“Improve the skills of the workers” – Dr. Nilupa Hearth
“Collaboration with the construction industry players” – Prof. Chua Kim Huat David
“Do it safely” – Prof. Fang Dong Ping
“Moving Forward” – Prof. Danang Parikesit
Ir. Abdul Haris Tatang, M.Sc., CEO PT. Ceria Nugraha Indotama dan Prof. Biemo Woerjanto Soemardi, Advisory Board of IAMPI (Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia) hadir secara langsung pada meja diskusi, sebagai panelis nasional. Hadir pula Prof. Reini Wirahadikusumah, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui media virtual. Ketiga narasumber tersebut menekankan peran civil engineer dalam membentuk dan mengembangkan sistem infrastruktur di Indonesia, khususnya terkait hilirisasi, manajemen proyek, dan ketahanan bencana. Selain itu, dibahas pula mengenai kompetensi yang paling dibutuhkan oleh dunia konstruksi saat ini dari kacamata industri, asosiasi, serta pendidikan.
Tulisan oleh Nadya Rahma Riviantika
Data oleh Cempakaningrum Kinasih Gusti
Dokumentasi oleh Nawang Sukma Azani Bestari
Tim Liputan (Nadya, Cempaka, Azani, Fahmi)