
Dalam rangkaian kegiatan ICONIC 2025, salah satu sesi paralel workshop yang menarik perhatian peserta mengangkat tema: “Optimizing Project Management for Resilient and Inclusive Infrastructure Development in Indonesia”. Workshop ini menjadi ajang diskusi strategis yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang akademik dan praktis untuk membahas bagaimana pengelolaan proyek (Project Management) dapat dioptimalkan demi pembangunan infrastruktur yang tangguh (resilient) dan inklusif di Indonesia. Sesi ini dimoderatori oleh Ir. Angga Trisna Y., M.Eng. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM, yang dengan lugas memandu jalannya diskusi antar narasumber.
Pembicara pertama, Bapak Indra D. Sasongko dari Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI), membawakan materi tentang Penerapan Project, Program, and Portfolio Management (P3M) dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih resilien dan inklusif. Beliau menekankan bahwa P3M bukan hanya sebagai alat teknis manajemen, tetapi sebagai pendekatan strategis yang memungkinkan penyelarasan antara visi pembangunan nasional dan pelaksanaan proyek secara efektif dan adaptif.
Dilanjutkan oleh Prof. Muhamad Abduh dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mewakili Indonesia Australia Comprehensive Resilience Centre (IA-CRC), yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam membangun infrastruktur yang resilien. Beliau menggarisbawahi pentingnya integrasi aspek sosial, lingkungan, dan kelembagaan dalam perencanaan infrastruktur, serta perlunya pendekatan sistemik untuk mengantisipasi dan merespons risiko di masa depan.
Sebagai penutup, Dr. Adrianto (juga dari ITB dan perwakilan IA-CRC) menyampaikan paparan mengenai pemanfaatan teknologi untuk mendukung ketahanan infrastruktur. Beliau mencontohkan penggunaan digital twin, data spasial, dan kecerdasan buatan (AI) dalam pemantauan serta pengambilan keputusan berbasis data dalam proyek-proyek infrastruktur, sebagai kunci menuju efisiensi dan ketangguhan jangka panjang.
Workshop ini menunjukkan sinergi antara pendekatan manajerial, prinsip akademis, dan kemajuan teknologi dalam memperkuat pondasi pembangunan infrastruktur nasional. Harapannya, output diskusi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi kebijakan dan praktik pembangunan infrastruktur yang tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga adil dan berkelanjutan. (Sumber: humas DTSL)