Kegiatan kunjungan lapangan merupakan salah satu agenda dalam studi Program Master by Research Teknik Pengelolaan Bencana Alam. Kunjungan lapangan ini dilakukan pada Daerah Irigasi Rawa (DIR) Terusan Tengah di wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Kalimantan II Palangkaraya. Mahasiswa dapat belajar langsung di lapangan sekaligus mempraktikkan pengetahuan teori yang dipelajari bersama stakeholders dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur, seperti instansi pemerintah, perusahaan jasa konstruksi, jasa konsultansi perencanaan, dan konsultansi pengawasan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari kendala-kendala pekerjaan konstruksi dan penyelesaiannya dengan menerapkan analisis ilmiah yang dapat diterapkan di lapangan. Mahasiswa juga dapat memahami proses bisnis industri konstruksi yang berjalan di Indonesia, yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dan unsur pelaksana hingga akhirnya pembangunan konstruksi dapat beroperasi dengan baik.
Rombongan mahasiswa yang dipimpin oleh Prof. Joko Sujono dan Neil Andika, Ph.D., diterima langsung oleh Kepala BWS Kalimantan II beserta jajaran satuan kerja terkait. Pada kesempatan tersebut, mahasiswa diperkenalkan dengan proyek pengembangan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Terusan Tengah yang menjadi salah satu fokus utama dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah tersebut. Kepala BWS menyampaikan pentingnya pengelolaan daerah irigasi rawa untuk mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Kegiatan lapangan diawali dengan pengenalan kondisi geografis dan teknis DIR Terusan Tengah, termasuk tantangan yang dihadapi dalam perencanaan dan konstruksi infrastruktur irigasi di daerah rawa. Para mahasiswa berkesempatan mengamati langsung kondisi fisik lapangan, seperti sistem kanal, tanggul, dan pompa air yang berperan penting dalam pengaturan debit air di wilayah tersebut. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan penjelasan mengenai dampak perubahan iklim terhadap pengelolaan irigasi rawa.
Diskusi interaktif antara mahasiswa dan jajaran BWS menjadi bagian penting dalam kunjungan ini. Mahasiswa diajak untuk berdialog mengenai solusi teknis dan non-teknis dalam menghadapi berbagai kendala pengelolaan DIR Terusan Tengah. Beberapa isu yang dibahas meliputi tantangan dalam pembebasan lahan, keterbatasan anggaran, serta upaya mitigasi risiko bencana banjir di kawasan tersebut.
Hasil kunjungan lapangan ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa terkait dinamika pengelolaan proyek infrastruktur di lapangan. Dengan berinteraksi langsung dengan stakeholders seperti instansi pemerintah dan konsultan perencanaan serta pengawasan, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan teoretis dalam konteks nyata. “Kegiatan ini memperkaya perspektif kami dalam memahami kompleksitas proyek infrastruktur di daerah rawan bencana,” ungkap salah satu mahasiswa peserta kunjungan. (sumber: humas DTSL)