Berita MTPBA
Kuliah Lapangan Mahasiswa MTPBA mata kuliah Early Warning System, yang dibimbing oleh Prof. Ir. Djoko Legono, Ph. D dan Ir. Adam Pamudji Raharjo, M.Sc., Ph. D., diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2020.
Kegiatan diawali dengan mengunjungi Lapangan pertama yaitu Kali Boyong yang berada di Gemawang, Kec. Mlati, dengan tujuan untuk mengamati dan mempelajari Water Level Monitoring System, Parameter yang dibutuhkan dalam pemantauan, serta menentukan jenis tipe aliran yang terjadi.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Lapangan kedua di wilayah hilir Kali Boyong yang berada di Rejondani, Kec. Mlati, Kab. Sleman, dengan tujuan mengamati dan mempelajari serta membedakan metode System Monitoring Water Level yang berada di wilayah hilir sungai boyong, menentukan faktor keamanan alat pemantauan, serta mendiskusikan perlu tidaknya vegetasi yang tumbuh pada dasar sungai dengan faktor hidrolik terkait bencana banjir yang seakan akan dapat terjadi.
Kegiatan kemudian ditutup dengan mengunjungi Lapangan ketiga, yaitu Museum Merapi yang berada di Kec. Pakem, Kab. Sleman, untuk mendapatkan data curah hujan, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin dengan mengamati sistem radar yang berada di Museum Merapi tersebut. Radar tersebut memiliki kelebihan pada jangakauan yang luar serta kelemahan yaitu tidak dapat mencatat jumlah hujan dengan wilayah luas saat intensitas hujan tinggi. Dalam pemasangan nya diperlukan tempat yang tinggi agar dapat memindai secara akurat pada kondisi normal.
Kuliah lapangan mahasiswa MTPBA mata kuliah Volcanology, yang dibimbing oleh Dr. Ir. Ahmad Rifa’i, MT., diselenggarakan pada tanggal 21 November 2019.
Kegiatan diawali dengan mengunjungi BPPTKG, dengan tujuan untuk melihat langsung bagaimana monitoring dan metode apa saja yang digunakan untuk melihat aktivitas Gunung Merapi. Penjelasan tentang tipe letusan, titik pos pengamatan, alat dan pengujian laboratorium diberikan oleh tim BPPTKG.
Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi Balai Litbang SABO. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja dan berbagai inovasi yang telah dilakukan balai SABO untuk mengendalikan sedimen akibat lahar. Mahasiswa diajak ke lapangan, di wilayah Bronggang, untuk melihat bangunan SABO yang di dirikan pasca erupsi Gunung Merapi 2010. Tim dari Balai SABO juga memberikan informasi terkait adanya sistem early warning system untuk tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan.
Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Museum Gunung Merapi. Mahasiswa dapat melihat sejarah letusan, jenis Gunung Api di Indonesia, awal pembetukan Gunung Merapi dan menyasikan pemutaran film Mahaguru Merapi.