Mengangkat Ide Perancangan Bendungan dengan Sistem IoT, Tim Gamawotah Meraih Juara 3 Ajang Lomba Rancang Bendungan Nasional ke-VIII 2024
Berita TSPrestasi MahasiswaRilis Berita Jumat, 6 Desember 2024
Mengangkat Ide Perancangan Bendungan dengan Sistem IoT, Tim Gamawatoh Meraih Juara 3 Ajang Lomba Rancang Bendungan Nasional ke-VIII 2024
Lomba Rancang Bendungan Nasional ke-VIII dirancang sebagai platform bagi mahasiswa teknik sipil di seluruh Indonesia untuk menunjukkan inovasi mereka dalam desain dan pengembangan bendungan. Kompetisi ini memiliki tingkat persaingan yang tinggi, dengan delapan tim terbaik yang dipilih untuk maju ke babak final. Tahap final terdiri dari tiga komponen utama, yaitu presentasi hasil rancangan, sesi tanya jawab dengan dewan juri yang terdiri dari ahli di bidang teknik sipil, dan pembuatan serta pameran maket bendungan. Melalui tahap-tahap ini, setiap tim diuji tidak hanya dalam kemampuan teknis dan desain, tetapi juga dalam komunikasi ilmiah serta kreativitas dalam menyampaikan ide.
Tim Gamawotah dari Universitas Gadjah Mada, yang terdiri dari Bintang Lailatul Qadri (Teknik Sipil 2021) sebagai ketua tim serta anggota Faris Fathurrohman (Teknik Sipil 2021) dan Alief Rizky Pratama (Teknik Sipil 2021), berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih juara ketiga dalam Lomba Rancang Bendungan Nasional ke-VIII. Kompetisi yang bergengsi ini diselenggarakan oleh Universitas Mataram dan diikuti oleh berbagai tim dari universitas terkemuka di Indonesia. Dalam perjalanan mereka, Tim Gamawotah dibimbing oleh Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. yang memberikan arahan strategis dalam setiap tahap perancangan. Dukungan dari pembimbing ini berperan penting dalam keberhasilan tim untuk mencapai posisi terbaik di kompetisi tersebut.
Pada kompetisi ini, Tim Gamawotah mengusung karya bertajuk “Perancangan Bendungan Gamawotah dengan Sistem IoT untuk Optimalisasi Operasi, Pemeliharaan, dan Pengembangan Wisata Berbasis Ekonomi Lokal Berkelanjutan”. Mereka berhasil merancang bendungan tipe urugan dengan kapasitas tampung hingga 50 juta meter kubik (MCM). Bendungan ini dirancang dengan menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mendukung sistem operasi dan pemeliharaan yang lebih efisien, modern, dan optimal. Pemanfaatan IoT memungkinkan pemantauan real-time pada berbagai parameter seperti elevasi air dan kondisi fisik bendungan, sehingga dapat meningkatkan respons terhadap potensi risiko operasional.
Tak hanya itu, rancangan Tim Gamawotah juga memberikan perhatian khusus pada aspek pemberdayaan masyarakat sekitar. Kawasan sekitar bendungan dirancang untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui fasilitas wisata yang terintegrasi dengan potensi budaya dan sumber daya setempat. Dengan pendekatan ini, bendungan tidak hanya menjadi infrastruktur teknis, tetapi juga pusat pengembangan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Inovasi ini menunjukkan bagaimana integrasi teknologi modern dengan perencanaan berbasis masyarakat dapat menghasilkan solusi yang holistik.
Keberhasilan Tim Gamawotah tidak hanya mencerminkan kemampuan teknis mereka, tetapi juga visi mereka dalam merancang infrastruktur yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa teknik sipil lainnya untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional. (Sumber: Tim Gamawotah/ humas DTSL)