
Pada hari Sabtu (20/9), Clapeyron Media menggelar acara Seminar dan Rilis Majalah Clapeyron Volume 69—salah satu rangkaian Claproyex (Clapeyron Proyek dan Expo) ke-9—di Auditorium Gedung Baru Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Acara ini terbagi menjadi dua sesi utama, yaitu Simbolisasi dan Bedah Majalah serta Seminar Nasional. Clapeyron Media mengusung tema “Pilar Harmoni: Membangun Konektivitas melalui Orkestrasi Manajemen Konstruksi” untuk menyoroti bahwa suatu proyek infrastruktur mencakup suatu siklus hidup penuh, mulai dari pembangunan dan pemeliharaan jangka panjang. Acara ini membuktikan bahwa bidang ketekniksipilan dan lingkungan dapat berjalan beriringan dengan kreativitas dan pemikiran kritis.
Simbolisasi “Lentera Pembangunan” dan Bedah Majalah
Simbolisasi “Lentera Pembangunan” menjadi momentum rilisnya Majalah Clapeyron Volume 69, sekaligus membuka sesi bedah majalah. Simbolisasi ini merupakan momen penting yang merepresentasikan kolaborasi enam Kelompok Bidang Keahlian (KBK) ketekniksipilan, yaitu struktur, geoteknik, hidrologi, lingkungan, transportasi, dan manajemen proyek konstruksi. Simbolisasi ini dilakukan langsung oleh Rakha Pradipa selaku Pemimpin Umum Clapeyron dan Kelvin Kenzie selaku Project Manager Majalah.
Setelah sesi simbolisasi, acara dilanjutkan dengan sesi Bedah Majalah oleh Project Manager. Untuk memberi gambaran umum, Majalah Clapeyron 69 dengan judul Dialektika Kebijakan dan Dinamika Dunia Konstruksi di Indonesia hadir untuk memotret keterkaitan antara kebijakan, teknologi, dan praktik di lapangan. Majalah ini menjadi media konektivitas antara analisis kebijakan, investigasi isu strategi, dan wawasan teknologi terkini guna memberikan gambaran utuh tentang kondisi konstruksi Indonesia di masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Dalam sesi Bedah Majalah, Kelvin Kenzie memaparkan secara rinci tujuh rubrik yang disajikan di dalam majalah volume kali ini. Selain itu, Kelvin Kenzie juga menjelaskan proses pengambilan data primer yang dilakukan melalui Misi Clapeyron di Jakarta dan D. I. Yogyakarta. (Sumber: humas DTSL)