Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara – Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan mengundang sejumlah pakar bencana untuk berbagi ilmu, informasi tentang bencana di Indonesia dengan mengisi kuliah tamu yang diselenggarakan pada Kamis, 2 Mei 2019 bertempat di Ruang Sidang Biru Gedung Lantai 3 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM. Kuliah tamu dengan tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita, Kenali Ancamannya, Siapkan Strateginya dan Siap untuk Selamat” mengundang pembicara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen. TNI DONI MONARDO dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diwakili oleh Deputi Bidang Geofisika Dr. Ir. MUHAMAD SADLY, M.Eng. serta dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr. WIDJO KONGKO. Hadir pula Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Dekan Fakultas Teknik, Ketua DTSL FT UGM, dosen-dosen dan beberapa pejabat dari BNPB dan BMKG.
Acara dimulai dengan pameran penelitian tentang kebencanaan oleh dosen-dosen di DTSL dan departemen lain yang terkait. Pembicara dari BMKG Dr. Ir. MUHAMAD SADLY, M.Eng. materi tentang Peran dan Strategi BMKG dalam Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia. Sedangkan Pembicara dari BNPB Letjen TNI DONI MONARDO menyampaikan tentang resiko bencana di Indonesia, sumber bencana di Indonesia yang diakibatkan oleh alam dan ulah manusia sendiri.
Acara dilanjutkan dengan penanaman green belt dengan pohon cemara udang di Kulonprogo, yang diharapkan mampu mengurangi dampak bencana seperti abrasi dan tsunami