National Paper Competition (NPC) merupakan cabang lomba baru dalam serangkaian lomba di Kompetisi Rancang Bangun (KRB) Tahun 2020. Kompetisi ini diadakan dengan tujuan supaya mahasiswa dapat menemukan inovasi terhadap solusi pemanasan global melalui penerapan konsep Green Building. Mengangkat tema “GREEN BUILDING CONSTRUCTION FOR OUR BRIGHT FUTURE”, Tim Leiden berhasil masuk ke babak final dengan mengusung karya tulis berjudul “Pemanfaatan Limbah Genteng sebagai Substitusi Agregat Kasar dan Halus serta Abu Ampas Tebu sebagai Substitusi Parsial Semen Pada Risha untuk Mendukung Program Satu Juta Rumah”. Inovasi yang dilakukan oleh Tim Leiden yaitu menggunakan abu ampas tebu sebagai subtitusi parsial semen, dimana semen merupakan salah satu penyumbang emisi gas CO2. Sehingga, inovasi ini diharapkan mampu menekan kebutuhan semen sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Berkat bimbingan Prof. Ir. Iman Satyarno, M.E., Ph.D., Tim LEIDEN yang merupakan wakil dari Teknik Sipil UGM berhasil lolos ke tahap final pada tanggal 26-28 Februari 2020 di Universitas Udayana. Tim ini terdiri dari mahasiswa Teknik Sipil UGM tahun 2016, yaitu Marco Hadisurya, Ayu Wulansari, dan Arisandi Sanjaya Putra. Pada tahap final, finalis dituntut untuk presentasi hasil ide/gagasan yang ditulis. Penentuan juara didasarkan pada beberapa kriteria yang telah disusun oleh panitia bersama dengan Dewan Juri. Pada ajang kali ini, Tim LEIDEN dari Universitas Gadjah Mada berhasil meraih peringkat ketiga nasional. (Humas DTSL: Jaiz)
Tim Kahoyong Bundo dari Teknik Sipil FT UGM yang beranggotakan Arief Balie (Teknik Sipil 2017), Muhammad Dimas Mahardika (Teknik Sipil 2017), dan Dylan Felyan (Teknik Sipil 2017) di bawah bimbingan Ir. Intan Supraba, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., berhasil meraih Juara I pada ajang National Paper Competition “Green Building Construction for Our Bright Future” dalam rangkaian acara Kompetisi Rancang Bangun 2020 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil, Universitas Udayana pada tanggal 26 – 28 Februari 2020.
Sebelum memasuki babak final, tim Kahoyong Bundo berhasil mengalahkan 31 tim lainnya yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia dalam babak seleksi proposal. Dalam babak final, bersama empat tim lainnya yaitu Leiden (UGM), Victorya (ITS), Grand Logawa (Univ. Jember), dan Planej Logawa (Univ. Jember), memberikan gagasan yang berjudul “Griya-Modular, Rumah Modular yang Ramah Lingkungan, Berkelanjutan, dan Cerdas” yang di dalamnya membahas tentang konservasi air, konservasi energi, konstruksi modular, dan pengelolaan sampah kepada dewan juri secara bergantian.
Lomba ini ditujukan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mendukung upaya pemerintah dalam meningkatan mutu penelitian serta menemukan inovasi terhadap solusi pemanasan global melalui penerapan konsep Green Building. (Humas DTSL: Jaiz)
Membangun gedung yang bisa dipakai secara aman, nyaman dan memadai adalah bagian dari upaya memfasilitasi mahasiswa untuk bisa berkegiatan dengan leluasa dan efektif menjadi hal penting, mengingat sudah puluhan tahun mereka melakukan aktivitas di tempat yang jauh dari kata layak.
Hal inilah yang menyebabkan Hermawan Ardiyanto dan Dandung Sri Haninto, alumni Teknik Sipil angkatan 1990, berencana untuk membuat Gedung Sekretariat KMTS bagi mahasiswa. Mereka mengajak para alumni Teknik Sipil untuk berdiskusi, berperan dalam pembangunan gedung ini. Selain itu mereke aktif mengajak mahasiswa dalam mendesain gedung.
Gayung bersambut, kita Keluarga Alumni Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (KATSGAMA) terbentuk dengan ketua Mursyid Suyadi dan beberapa pengurus mendukung penuh rencana tersebut. Selanjutnya KATSGAMA mengambil alih kegiatan tersebut dan menunjuk Dandung Sri Haninto sebagai ketua panitia pembangunan gedung KMTS.
Untuk melibatkan mahasiswa dalam pembangunan gedung KMTS, KATSGAMA bekerjasama dengan DTSL FT UGM menyelanggarakan lomba design gedung precast KMTS. Lomba diikuti oleh beberapa tim yang terdiri dari mahasiswa Teknik UGM. Sebagai juri lomba yaitu Dr. Ing. Ir. Djoko Sulistyo, Ir. Ika Putra, Ph.D., Dr.Ing Ir. Andreas Triwiyono, Ir. Moch Cholis Prihanto. Adu konsep gedung precast KMTS dilaksanakan pada 6 Oktober 2017 yang menetapkan 5 tim untuk maju pada penjurian berikutnya 27 Oktober 2017. Sebagai juara I yaitu tim Poros KMTS, juara II tim Civil Comunity Centre, Juara III tim Puzzle.
Proses pembangunan dilaksanakan secara bertahap. Tidak seperti bangunan konvensional biasa, gedung KMTS ini dibangun dengan menggunakan beton pracetak. Teknologi ini tentu belum banyak digunakan di bangunan-bangunan di Indonesia. Harapannya tentu saja supaya mahasiswa bisa langsung belajar ketika proses pembangunan berjalan.
Akhirnya, pada 20 Februari 2020 dilaksanakan peresmian sekaligus serah terima gedung dari KATSGAMA ke UGM yang dihadiri oleh rektor UGM, wakil rektor UGM, Direktur Aset UGM, Direktur Perencanaan UGM, Menteri PUPR yang diwakili oleh Dirjen Penyedia Perumahan, Dekan FT UGM, Wakil Dekan FT UGM, Para Kadep di lingkungan FT UGM, Pengurus DTSL, Dosen DTSL serta pengurus KMTS.
Pada wisuda sarjana UGM periode Februari 2020, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT meluluskan 34 mahasiswa dengan 8 lulusan berpredikat cum laude. Pelepasan wisuda dilaksanakan pada Rabu, 19 Februari 2020 bertempat di Ruang Sidang Biru DTSL Lantai 3.
Pada kesempatan ini, para wisudawan mendapatkan pengarahan Bapak Ir. Tito Santoso. Beliau adalah alumni Teknik Sipil UGM angkatan 1968, seorang developer real estate. Dengan topik Coming Together is a Beginning, Keeping Together is Progress, Working Together is Success membuat para wisudawan antusias mengikuti pengarahan sampai selesai.
Berikut nama wisudawan periode Februari 2020:
No | Nama Wisudawan |
1 | Nico Sorry Alexander Napitupulu |
2 | Udiyah |
3 | Michael parikesit Frans Putra |
4 | Abdul Ghafar Ismail |
5 | Agri Satrio Adi Nugroho |
6 | Willy Sandy Lious |
7 | Aris Yusuf Maulana |
8 | Ghani Wahyu Setya Pradana |
9 | Andy |
10 | Noersakti Pandji Noegroho |
11 | Fahrul Abdi Wicaksono |
12 | Jan Fernando |
13 | Emeraldo Gabriel Putra |
14 | Shendyanto Tirtoputro |
15 | Fiyani Febrianti Amin |
16 | Firiz Azmil Mustaqar |
17 | Ibrahim Ramadhian |
18 | Willi Haris |
19 | Denaya Artamevia Nauli S |
20 | Ramadhani Fitri |
21 | Ananto Ihsan Nugrahadi S |
22 | Satrio Tunggul Satoto Jagad |
23 | Wafa Elkhairat |
24 | Gita Rahmadia |
25 | Ahmad Rifqi Maimun |
26 | Muhammad Alghifari |
27 | Steven Febriyanto |
28 | Diah Adelia |
29 | Satyawada Rahmat |
30 | Manda Koeskaditya |
31 | Ade Febriyani |
32 | Anselma Diksita Prajna D |
33 | Muhammad Andieka Firdausy Almasid |
34 | Andrew Ardhana Tan |
Tim Gama Bliss dari Teknik Sipil FT UGM yang beranggotakan Farkhan Adiyanto (Teknik Sipil 2016), M. Fachri Pratama (Teknik Sipil 2016), dan Satria Bagas Saputra (Teknik Sipil 2016) di bawah bimbingan Dr. Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc berhasil meraih Juara I pada ajang Design-Tender Competition ICEE 2020 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil, Institut Teknologi Bandung pada tanggal 31 Januari 2020 – 2 Februari 2020.
Sebelum memasuki babak final, tim Gama Bliss berhasil mengalahkan 20 tim lainnya yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia dalam babak seleksi proposal. Dalam babak final, bersama empat tim lainnya yaitu Kuya Huso (ITB), Kuya Ambis (ITB), Gama Karya (UGM), dan Mada Logawa (Univ. Jember), memaparkan proposal penawaran yang meliputi desain overlay, metode kerja, penjadwalan dan estimasi biaya yang telah dibuat sebelumnya mengenai Overlay Runway Bandara Husein Sastranegara kepada dewan juri secara bergantian. Tim Gama Bliss menawarkan nilai kontrak sebesar Rp54.745.218.117,00 dengan waktu pelaksanaan selama 154 hari kalender.
Lomba ini ditujukan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mendesain, merencakan dan mengestimasi sebuah proyek yang dibuat dalam sebuah proposal dan dipaparkan kepada dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi di bidang Teknik Sipil. (Humas DTSL: Jaiz)
Tim Gama-Karya dari Teknik Sipil FT UGM yang beranggotakan Rahmat Musyawir (Teknik Sipil 2016), Leon Tandela (Teknik Sipil 2016), dan Muhammad Lailal Muharromi (Teknik Sipil 2016) di bawah bimbingan Dr. Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc dan Kartika Nur Rahma Putri S.T., M.T. berhasil memenangkan Juara II pada ajang lomba Design – Tender Competition ICEE ITB 2020 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Bandung pada tanggal 31 Januari – 2 Februari 2020. Kompetisi ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengumpulan dokumen dan tahap final.
Gama-Karya membawakan inovasi metode Continuos Supply Chain dalam Proyek Overlay Bandar Udara Husein Sastranegara. Menurut tim. metode rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi kunci dalam menghadapi proyek bandar udara yang memiliki constraint waktu yang tinggi. Pada lomba Tender sendiri, Juara I berhasil diraih oleh tim Gamabliss (UGM), juara II oleh tim Gama-Karya (UGM), dan Juara III oleh tim Mada Logawa Construction (Universitas Jember).
Bencana kabut asap akibat kebakaran lahan gambut yang terjadi pada tahun 2015 merupakan bencana kabut asap terbesar setelag kebakaran tahun 1997. Salah satu areal yang paling banyak terbakar adalah eks Proyek Pembukaan Lahan Gambut (PLG) Sejuta hektar di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Noor, 2010)
Kebakaran ini dapat menyebar, terkonsentrasi di bawah permukaan bergerak secara perlahan dan sulit dideteksi. Kebakaran hutan dan lahan gambut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi iklim, kondisi fisik hutandan lahan yang telah terdegrasi dan kondisi ekonomi, sosial dan budaya.
Hal tersebut disampaikan oleh mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil FT UGM, Novitasari, dalam ujian terbuka Senin (27/1) bertempat di Ruang Sidang Biru Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM. Novitasari mempertahankan disertasinya tentang Pengembagan Metode Indeks Kekeringan untuk Identifikasi Resiko Kebakaran Lahan Gambut.
“Indeks kekeringan yang dikembangkan pada penelitian ini adalah indeks kekeringan KBDI (Keetch and Bryan Drought Index). Modifikasi dilakukan pada faktor kekeringan (DF1) dengan modifikasi hujan tahunan (R0 ), suhu harian maksimum (Tm) dan evapotranspirasi potensial pada iklim tropis”, tutur Novitasari.
Novitasari menjelaskan bahwa modifikasi juga dilakukan pada muka air tanah, kerapatan vegetasi dan kematangan gambut. Rumus indeks kekeringan yang dikembangkan diuji terhadap data NFA (number of fire alerts). Modifikasi indeks kekeringan ini diwakili dengan kelas indeks dari rendah sampai sangat tinggi (ekstrem).
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah sistem peringatan dini yang bisa diterapkan pada pengelolaan lahan gambut, karena kebakaran lahan gambut di Indonesia 99,9% disebabkan oleh faktor antropogenik atau adanya campur tangan manusia. (huma/jaiz)
Tri Sefrus, ST., MT, dosen Jurusan Teknik Sipil UNIHAZ- Bengkulu, mengatakan tingginya permintaan dan kesenjangan penerbangan langsung-tidak langsung di Indonesia menimbulkan penumpukan penumpang di beberapa bandara utama. Hal ini kemudian mengakibatkan serangkaian penundaan penerbangan. Mengingat bendara merupakan tulang punggung dari transportasi udara maka pengembangan bandara adalah hal mutlak yang harus dipertimbangkan sedini mungkin.
“Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi pengembangan bandara di tengah keterbatasan kapasitas menggunakan pendekatan konsep multi airport system,” ujarnya di Lantai 3 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM, Kamis (23/1).
Tri Sefrus mengatakan itu saat melaksanakan ujian terbuka Program Studi Doktor Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Mempertahankan disertasi Model Pengembangan Bandara Dengan Pendekatan Multi-Airport System, dalam ujiannya ia didampingi tim promotor Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D, Dr. Ir. Dewanti, M.S dan Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.
Tri Sefrus menjelaskan penelitian dalam disertasinya meliputi 34 provinsi di Indonesia. Dengan studi kasus bandara yang memiliki permintaan tertinggi (utama) di masing-masing provinsi. Hasil perhitungan multi airport system di provinsi tersebut memperlihatkan nilai passenger sharing terendah di atas 10 persen, baik pada bandara di kawasan metropolititan maupun kawasan regional. Faktor utama yang memengaruhi nilai passenger sharing di masing-masing bandara meliputi aksesbilitas, jarak dari pusat kota/ pemukiman ke bandara, dan frekuensi penerbangan langsung.
“Pada 34 zona yang dikaji, terdapat sebelas bandara eksisting yang bisa dimanfaatkan dan berpotensi untuk multi-airport system, sedangkan 23 zona lainnya berpotensi untuk multi-airport system dengan diusulkan pembangunan bandara sekunder baru,” ucapnya.
Kesebelas bandara yang dimaksud meliputi Bandara Sultan Syarief Haroen Setia Negara (WIBL) di Riau, Bandara Halim Perdana Kusuma (HLP), Bandara Pondok Cabe (PCB) dan Bandara Budiarto (BTO) di Jakarta. Selain itu, Bandara Kertajati (KJT) di Jawa Barat, Bandara New Yogyakarta (YIA) di Yogyakarta, Bandara Adi Sumarmo (SOC) di Jawa Tengah, Bandara Selaparang (AMI) di Nusa Tenggara Barat, Bandara H. Asan Sampit (SMQ) di Kalimantan Tengah, Bandara Senipah (SZH) di Kalimantan Timur, Bandara Sumarorong (MSA) di Sulawesi Barat serta Bandara Tanjung Harapan (TJS) di Kalimantan Utara.
Tri Sefrus menuturkan proses terbentuknya multi airport system bisa dari hadirnya bandara baru ataupun penguatan bandara eksisting maka perlu diketahui bila masing-masing wilayah memiliki potensi yang berbeda. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus benar-benar paham dengan potensi yang ada di daerahnya agar kebijakan yang diambil dan regulasi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan/ kondisi wilayah tersebut.
“Regulasi dan kapasitas eksisting bandara sangat berpengaruh terhadap daya tampung penumpang udara di bandara. Meskipun potensi passenger sharing pada bandara tersebut sangat tinggi, namun bisa terbatasi oleh kapasitas bandara. Oleh karena itu, pengembangan bandara secara manajemen permintaan harus diimbangi dengan pengembangan kapasitas eksisting bandara, sesuai kapasitas maksimum bandara,” tandasnya.
Di akhir disertasinya, ia pun menandaskan selain regulasi dan kebijakan, salah satu poin penting yang sangat berpengaruh positif terhadap suksesnya implementasi pengembangan multi-airport system di Indonesia adalah konektivitas antar bandara, dan ini hendaknya bisa menjadi perhatian bagi pemerintah.