Dunia kini memasuki era revolusi industri keempat yaitu era yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan berbagai sistem informasi yang mengalami disrupsi. Kemajuan ini membuat berbagai aktivitas menjadi lebih praktis, cepat, dan mudah. Namun begitu, disrupsi teknologi juga memberikan tantangan bagi lulusan perguruan tinggi karena banyaknya pekerjaan yang tergantikan oleh mesin. “Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena pekerjaaan yang sekarang tengah digeluti oleh para pekerja, bankir, dan dan dosen mungkin sebentar lagi akan berganti bentuk,” kata Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., di hadapan 1.648 wisudawan lulusan sarjana dan diploma UGM di Grha Sabha Pramana, Rabu (21/2).
Bukan hanya di kalangan para lulusan perguruan tinggi, kata Rektor, para pengusaha mengalami hal yang serupa agar tetap bisa bertahan dalam kompetisi bisnis yang semakin ketat. Menurut Rektor, ada dua pilihan yang bisa dihadapi dan diambil oleh lulusan perguruan tinggi, yakni beradapatasi dan mulai berinovasi atau tetap memilih bertahan pada kondisi sekarang meski dengan risiko sistem yang digunakan akan menjadi usang dan tergeser oleh kemauan zaman di kemudian hari.
Sementara yang dilakukan oleh UGM, kata Rektor, dengan mengedepankan semangat socioentrepreneur, terus bergerak maju searah dengan perkembangan zaman dengan melakukan berbagai inovasi dalam mendidik mahasiswa serta membekali mereka dengan kemampuan yang dibutuhkan. “Kita tetap mengantisipasi efek negatif yang mungkin muncul dari perubahan tersebut,” ungkapnya.
Rektor berharap agar para lulusan terus menjaga semangat berinovasi dalam menjalani jenjang karier. Lulusan UGM, katanya, tidak hanya sekadar membawa ijazah, namun juga memikul tanggung jawab untuk selalu mendedikasikan ilmu bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas. “Anda senantiasa mengamalkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara dengan berpegang pada nilai-nilai kebenaran,” katanya.
Seperti diketahui, pada wisuda kali ini sebanyak 1.648 orang yang diwisuda, terdiri dari 1.382 lulusan sarjana dan 266 lulusan diploma. Masa studi rata-rata untuk jenjang sarjana adalah 4 tahan 9 bulan, D3 adalah 3 tahun 7 bulan dan program D4 adalah 4 tahun 2 bulan. Waktu studi tersingkat untuk program sarjana diraih oleh Archita Nur Fitrian dari Prodi Hubungan Internasional, Fisipol, yang lulus dalam waktu 3 tahun 2 bulan 10 hari. Untuk program diploma, waktu studi tersingkat diraih oleh Ranti Geotalia dari Prodi D3 Teknologi Instrumentasi, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 4 bulan 27 hari.
Sedangkan untuk lulusan termuda periode wisuda kali ini, untuk jenjang sarjana diraih oleh Arya Bagus Kevin Rajendra dari Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik yang lulus pada usia 17 tahun 11 bulan 29 hari. Sementara untuk program diploma diraih oleh Ranti Geotalia dari D3 Teknologi Instrumentasi, Sekolah Vokasi yang lulus pada usia 20 tahun 1 bulan 19 hari.
Jumlah wisudawan yang berpredikat cumlaude untuk program sarjana sebanyak 410 orang atau 29,66 persen dari seluruh lulusan. Sedangkan untuk program diploma sebanyak 1 orang. Lulusan yang berhasil mendapat IPK tertinggi diraih oleh Mahdya Isyah Putra Sihite dari Prodi Hukum, Fakultas Hukum yang lulus dengan IPK 3,99. Di jenjang diploma, IPK tertinggi diraih Mar’atus Solikhah dari Prodi D3 Bahasa Korea yang lulus dengan IPK 3,82. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)