LATAR BELAKANG
Asal mula laboratorium tersebut ialah sebuah gedung pemberian Departemen PU semasa Menteri Prof.Dr.Ir. Soetami almarhum, yang diberikan kepada Fakultas Teknik (Teknik Sipil) atas jasa kerjasama yang baik dalam Proyek Pengairan Pasang Surut. Pada tahun 1973, oleh Menteri PU Prof.Dr.Ir. Soetami melalui Dr.Ir. Soejono, disumbang gedung Laboratorium P4S PU-FT UGM di tanah UGM Kuningan kepada UGM. Gedung ini pada tahun 2007 diperbaharui oleh Menteri PU Dr.Ir. Joko Kirmanto dengan perantaraan Ir. Darmanto, Dip.HE, M.Sc. (sebagai penerus).
Di samping itu, Fakultas Pertanian UGM juga mendapat 2 unit yaitu: untuk Lab Tanah dan Lab Test Farm. Ketiga unit terletak dalam satu komplek di Kuningan Yogyakarta.
Sewaktu proyek kerjasama antara Departemen PU dan Universitas-universitas ditiadakan, maka gedung yang untuk Fakultas Teknik dirubah menjadi areal untuk kegiatan akademik seperti Lab Teknik Penyehatan, Lab Teknik Lingkungan, Lab Teknologi Tradisional dan melayani kegiatan universitas seperti Kuliah Kerja Nyata.
Namun yang paling menonjol ialah Lab Teknologi Tradisional. Laboratorium ini mempunyai dasar legalitas yang kuat, antara lain sebagai pelaksana keputusan Musyawarah KAGAMA tahun 1981, yang berhasil memasukkan Teknologi Tradisional dalam GBHN pada waktu itu.
Di areal dimana gedung Teknik berada, secara sistimatis dibangun bangunan-bangunan/fasilitas yang mewakili Teknologi Tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Sebutan Kawasan Teknologi Tradisional makin terkenal dan populer, karena disitu terjadi secara periodik kegiatan yang sifatnya unik. Dan ternyata memang diperlukan terutama untuk mendampingi teknologi yang semakin maju.
Tamu-tamu yang pernah mengunjungi Lab Teknologi Tradisional dari luar negeri, yaitu dari Jepang, Eropa, USA dlsb., menyambut baik, malahan antusias, keberadaan lab tersebut.
Jadi sekali lagi dinyatakan disini, meskipun Lab Ex P4S FT-UGM tersebut mempunyai beberapa nama sesuai fungsinya, namun yang paling berkembang dan paling dikenal ialah fungsinya sebagai lab Teknologi Tradisional.
TEKNO-NUSANTARA DI KAWASAN TEKNOLOGI TRADISIONAL (TEKTRAS)
Dalam kaitannya dengan Tekno-Nusantara bangunan-bangunan di Kawasan Teknologi Tradisional UGM yang bisa dikemukakan ialah sebagai berikut.
Macam Bangunan dan Peralatan
- Jembatan Bambu
Pada bangunan ini material lokal seperti bambu, bisa dimanfaatkan kemampuannya asal konstruksinya tepat (sistem) yaitu asal bahan bambu hanya mengalami beban tarikan atau beban tekanan saja maka kemampuan konstruksinya dengan bahan lokal tersebut cukup handal. - Bendung Air
Bahan lokal yang ditonjolkan disini ialah batu kali, pasir kali dan kayu dolog. Yaitu asal konstruksi tepat maka banjir yang agak besar bisa diatasi dengan baik. Yang dipakai di sini ialah konstruksi kayu, tumpukan batu kali dan susunan karung pasir yang ditata dengan tepat. Prinsip yang agak baru disini ialah dipakainya selaput banjir dalam saluran simpangan. - Konstruksi Rumah Honai
Dimana ditunjukkan kemampuan secara maksimal dari bahan-bahan lokal (termasuk sumberdaya manusianya) terhadap masalah stabilitas, ventilasi dan pencahayaan. Tinjauannya ialah sebagai sistem, hingga terkait juga sumber kehidupannya (Wambadra dan Topa). - Tripikon-S dan Filiorasi
Disini ditunjukkan bahwa dengan penggunaan bahan eks lokal, kemampuan untuk melayani proses-proses fisika, kimia dan bakteriologi bisa tercapai dengan baik. Ini terbukti dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan oleh para dosen dan para mahasiswa. - Transportasi dan Distribusi Air untuk rumah tangga
Dengan pipa-pipa bambu dan bangunan-bangunan pengendali sederhana termasuk kaptering. Asal cara atau sistemnya tepat, jarak pipa distribusi bisa sangat panjang hingga 7 sd 8 km. - Kolam Ikan Jawa Barat
Bangunan ini menunjukkan bahwa metoda lokal (tradisional) termasuk bahan bangunan dan SDMnya bisa menghasilkan produksi yang cukup baik dan aman. Tidak ada dampak sampingan yang berarti. Hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah. - Lain-lain alat dan Bangunan yang ada seperti bermacam-macam kincir, bangunan drainasi, Subromarto, Nalareksa, yang semua terdapat di Kawasan Teknologi Tradisional dengan kemampuannya yang cukup baik.
Karya Ilmiah yang terkait dengan Tekno-Nusantara
Di Laboratorium Teknologi Tradisional terdapat karya tulis ilmiah atau hasil penelitian dari beberapa dosen dan mahasiswa PTN dan PTS terutama di DIY. Disitu terbukti bahwa dengan peralatan dan material yang bersifat lokal pun dapat dicapai hasil penelitian yang cukup penting.
Catatan (mengenai Prinsip dan Model)
Di laboratorium ini Visi/prinsip Tekno-Nusantara tersebut telah tersirat pada istilah Tektras. Pada teknologi semacam ini, logis kalau akan terpakai bahan-bahan material peralatan dan SDM setempat. Pada kata tradisi, melekat pengertian warisan dari nenek moyang. Ini tidak berarti bahwa tektras ialah suatu teknologi yang mandeg, namun sebaliknya akan selalau disesuaikan dengan kemajuan jaman. Meskipun prinsip-prinsip tetap dipegang teguh yaitu bahwa keserasian lingkungan akan menjadi mapan karena proses trial and error. Di Kawasan Tektras juga terdapat bangunan-bangunan atau peralatan-peralatan yang lebih tepat dinamakan Teknologi Tepat Guna.
REKAYASA LINGKUNGAN
Pada saat ini boleh dikatakan ada minat dari berbagai pelosok di Indonesia, terutama Prodi yang dulu dinamakan Akademi Kesehatan Lingkungan dan Sekolah Pembantu Penilik Higiene. Juga D3 Teknik (Politeknik) Lingkungan. Kemudian lagi ternyata peminat tidak hanya terdiri atas para mahasiswa yang berKKN dan para mahasiswa berbagai disiplin yang akan membangun masyarakat sesuai bidangnya. Namun juga bagian-bagian masyarakat yang peduli akan lingkungan.
Praktikum Penjernihan Air | Bak Filtrasi |
---|
Solar Cell di Garden Roof |
Bak Filtrasi |
---|